Label

Sabtu, 24 September 2011

ADA KOMPAS DI MATA SEMUT

Adik-adik tercinta, kita membutuhkan panduan untuk menunjukkan arah ketika bepergian ke negara lain, atau ke kota lain. Apalagi jika kita tidak mengetahui tempat yang kita tuju, jelas kita harus memiliki sebuah kompas dan peta. Peta memperlihatkan pada kita di mana kita berada dan menunjukkan arah yang dituju. Kita menemukan jalan dengan menggunakan peralatan-peralatan ini, dan bertanya pada orang lain sehingga tidak tersesat.
Pernahkah kalian memikirkan bagaimana makhluk-makhluk lain menemukan jalan mereka? Bagaimana seekor semut yang mencari makan di tengah padang pasir dapat kembali lagi ke sarangnya tanpa tersesat? Mari kita lihat sekawanan semut hitam yang membangun sarang mereka di padang pasir. Mereka adalah semut hitam yang mendiami pesisir pantai Laut Tengah di Tunisia. Semut-semut ini sangat ahli dalam menemukan jalan mereka di padang pasir yang begitu luas dan bisa kembali ke sarang mereka tanpa bantuan kompas ataupun peta.
Begitu matahari terbit, suhu di padang pasir mencapai 700 C (1580 F), wuih panas ya?! Kemudian semut meninggalkan sarang untuk mencari makan di tengah teriknya hari. Setelah berulang kali berhenti dan berputar-putar, ia kemudian menjalani jalur berliku dalam wilayah yang jauhnya sekitar 200 meter (655 kaki) dari sarangnya. Biar lebih asyik, kalian bisa melihat jalur tersebut pada peta, lho! Hebatnya sang semut, ia tidak pernah tersesat di jalur yang berliku-liku ini. Sekali ia menemukan sumber makanan, semut akan mengikuti arah yang lurus dan kembali ke sarangnya. Kalau dibandingkan dengan ukuran semut yang sangat kecil, perjalanan semut ini kira-kira sama jauhnya dengan perjalanan seorang manusia yang berjalan pulang pergi dengan arah lurus setelah menjelajah sejauh 35 sampai 40 kilometer dari suatu titik di padang pasir. Subhanallah!
Bagaimana mungkin semut itu berhasil melakukan tugasnya yang pasti tidak mungkin dilakukan manusia? Tidak mungkin semut menemukan arahnya dengan melihat benda-benda. Tanda-tanda dan penunjuk jalan seperti pohon, bebatuan, sungai, atau danau yang membantu seseorang menemukan arah sangat jarang terlihat di padang pasir. Di mana-mana hanya pasir semata. Kalaupun ada tanda-tanda, tetap akan sama saja karena tidak mungkin seekor semut dapat mengingat tanda-tanda ini, untuk mengingat tempat mereka berada dan menggunakannya untuk menemukan jalan. Dengan memikirkan kejadian tersebut dengan cara seperti ini, kita akan dapat memahami dengan lebih baik, betapa hebatnya tugas yang dilakukan semut. Semut dapat mengerjakan tugas sulit ini berkat bentuk tubuh istimewa yang dianugerahkan kepadanya.
Ada suatu sistem penentuan arah yang istimewa pada mata semut. Sistem yang ditempatkan Allah dalam mata semut ini lebih maju dibanding alat-alat mekanik untuk menentukan arah. Karena mampu menerima beberapa cahaya yang tidak bisa kita terima, semut dapat menentukan arah dan mengetahui di mana utara dan selatan. Berkat kemampuan ini, tidaklah sulit bagi semut untuk memperkirakan letak sarangnya, dan kembali ke sana.
Manusia terlambat menyadari sifat-sifat cahaya. Namun, semut telah mengetahui dan memanfaatkan salah satu sifat cahaya yang tidak diketahui oleh manusia, sejak semut terlahir ke dunia. Sudah pasti, bentuk sempurna seperti mata semut ini tidak mungkin muncul karena kebetulan-kebetulan yang terjadi secara acak. Mata semut harus tetap seperti itu sejak semut itu ada. Jika tidak, semut tidak akan dapat kembali ke sarangnya di tengah panasnya gurun, dan tidak dapat bertahan. Pastilah mata seluruh semut gurun telah dilengkapi dengan sistem ini sejak hari pertama mereka muncul ke dunia. Allah, Yang Maha Mengetahui, menciptakan mata ini untuk mereka.

KUPU-KUPU Keajaiban Warna Warni Ilahi

     Tahukah kalian bahwa kupu-kupu tidak mempunyai sayap ketika mereka dilahirkan? Benar sekali! Kupu-kupu lahir tanpa sayap. Mereka harus melalui beberapa tahap untuk menjadi kupu-kupu yang kalian saksikan jika pergi ke pedesaan atau taman. Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai masa hidup satu sampai dua bulan sementara yang lain hanya hidup sekitar 24 jam. Kupu-kupu keluar dari telur sebagai ulat kecil. Segera, mereka tumbuh menjadi ulat yang lucu dan memulai tahap kedua dari kehidupan kupu-kupu.
Tubuh ulat terbagai dalam 14 – 15 benjolan. Ia juga mempunyai mata kecil di kepalanya, dan rahang untuk mengunyah. Pada bagian depan tubuhnya terdapat delapan kaki. Ketika masih berupa ulat, kupu-kupu tidak punya sayap dan sungutnya sangat pendek. Sementara itu kelenjar ludahnya mengeluarkan semacam benang.
Ulat tidak bertambah panjang saat tumbuh, hanya beratnya yang bertambah. Untuk itu, ulat perlahan-lahan mengelupas kulitnya dan menggantinya dengan kulit yang lebih pas dengan tubuhnya yang membesar. Ulat merupakan makanan yang lezat bagi burung pemakan serangga. Oleh karena itulah Allah telah mengajari ulat berbagai cara pertahanan diri. Saat menegakkan badan, beberapa di antaranya mirip dengan ranting, ada yang menyamarkan diri dengan diam pada daun yang sewarna dengan tubuhnya, sementara yang lain berpura-pura mati. Cara-cara pertahanan diri tersebut sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka. Berkat hal tersebut, mereka tetap hidup dan tumbuh menjadi kupu-kupu.
         Ketika tumbuh menjadi kupu-kupu, cara penyamaran seperti itu masih mereka lakukan. Kupu-kupu hidup di daerah yang sesuai dengan warna tubuhnya. Tapi bagaimana kupu-kupu tersebut mengetahui bahwa warna mereka sesuai dengan lingkungannya? Bukankah mereka tidak bisa melihat diri mereka sendiri? Bagaimana mereka yakin bahwa mereka aman? Tentu saja, mereka tidak dapat melihat dan yakin akan itu semua. Allah, Penciptanya, telah meletakkan kupu-kupu di tempat yang paling sesuai untuk dapat hidup dengan aman.
        Allah adalah “Pengasih” dan “Pelindung”, dan sebagai perwujudan dari nama-nama itu, Ia memberikan berbagai kemampuan pada makhluk-Nya agar dapat melindungi diri dari bahaya. Jika tidak, kupu-kupu tidak akan pernah berpikir bahwa mereka harus melindungi dirinya. Akibatnya, mereka tidak akan pernah mempunyai cara pertahanan diri seperti dengan penyamaran. Yang telah menciptakan cara-cara tersebut sehingga membuat hidup menjadi mudah adalah Allah, Pencipta langit dan bumi ini serta semua di antara keduanya.
        Ulat, yang tumbuh di bawah perlindungan cara pertahanan diri yang diajarkan oleh Allah, akhirnya mencapai tahap ketiga dalam kehidupannya. Pada tahap ini, ia mengisi perut sebanyak-banyaknya dengan dedaunan sampai seperti akan pecah. Kemudian, ulat mengurung diri dalam sebuah kantung dan mulai bermetamorfosis.
        Kulit keras yang terbentuk membungkus tubuh ulat pada tahap ini disebut sebagai “kepompong”. Di dalamnya, ia tinggal dan tidak makan apa pun. Pada tahap ini, ia menggunakan energi dari dedaunan yang telah dimakannya saat masih berupa ulat. Kepompong ini menempel pada daun, batu atau dahan pohon. Jika kalian menemukannya, perhatikanlah, karena, saat kalian memperhatikan ulat dalam kepompong itu, kalian dapat melihat bakal sungut dan anggota badan lain yang akan terbentuk saat menjadi kupu-kupu.
Setelah kira-kira sepuluh hari, dengan merobeknya dalam beberapa menit, kupu-kupu muncul dari dalam kepompong tersebut. Pada saat itu, sayap kupu-kupu belum mencapai ukuran yang normal. Pada tahap keempat ini, untuk meregangkan sayapnya itu, kupu-kupu mengisi pembuluh pada sayapnya dengan cairan tubuhnya. Saat sayap tersebut telah kering, seketika itu juga ia mulai terbang tanpa berlatih. Sayap tersebut juga membantunya bernapas.
        Seperti kalian lihat, bahkan seekor kupu-kupu kecil adalah satu keajaiban besar yang diciptakan oleh Allah. Para peneliti telah melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana seekor ulat memutuskan untuk berubah menjadi kupu-kupu?” Metamorfosis ini hanya terjadi karena Tuhan kita menghendaki hal itu. Allah memperlihatkan kepada kita betapa beraneka ciptaan yang dapat Dia buat, dan betapa menakjubkan cara yang Dia tetapkan untuk merubahnya.
        Keistimewaan lainnya adalah sayap kupu-kupu tertutup dengan sisik-sisik lembut. Sayap tersebut terdiri atas sisik-sisik yang tersusun satu di atas yang lain. Bagaimana menurut kalian hal tersebut bisa terjadi?
        Apakah sisik tersebut bergabung bersama secara kebetulan dan membentuk sayap dengan begitu sempurna? Apakah sisik-sisik tersebut secara tiba-tiba bersatu untuk membentuk sebuah sayap? Apakah kupu-kupu sendiri yang menempelkan sisik-sisik tersebut untuk membentuk sayap? Apakah kupu-kupu sendiri yang melekatkan sayap itu di punggungnya?
        Kupu-kupu tidak dapat melihat punggungnya. Tapi dia mempunyai pola simetris yang sempurna di punggungnya yang tidak pernah ia lihat. Sisik-sisik itu disusun sedemikian rapi sehingga pola di kedua sayap tersebut benar-benar sama. Jika kalian mengukur pola-pola itu dengan penggaris, kalian akan melihat bahwa ukurannya sama persis.
        Semua ini menunjukkan keahlian, luasnya pengetahuan, dan tak terbatasnya kekuatan Tuhan kita. Setelah melihat ini semua, kita seharusnya mengambil hikmah dari mereka dan tunduk kepada- Nya.