Sejatinya kitab ini berjudul al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-gabr
wa'l-muqabala. Dalam bahasa Inggris kitab ini dikenal sebagai "The
Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing". Kitab
peletak dasar matematika modern itu biasa pula disebut Hisab al-jabr
wal-muqabala. Kitab ini merupakan karya seorang ilmuwan Muslim pada abad
ke-9 M yang sangat monumental.
Adalah Muhammad Ibnu Musa
al-Khawarizmi sang penulis kitab matematika itu. Matematikus Muslim asal
Persia itu merampungkan kitab yang sangat populer dan menjadi rujukan
para ahli matematika sepanjang zaman itu pada 820 M. Berkat kitab
inilah, dunia matematika modern mengenal istilah Aljabar. Aljabar
berasal dari bahasa Arab al-gabr yang berarti ''pertemuan'' atau
''hubungan.''
Aljabar merupakan cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai
generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga merupakan nama
sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang.
Carl B. Boyer dalam karyanya bertajuk "The Arabic Hegemony": A History
of Mathematics, mengungkapkan, Kitab Aljabar karya Khawarizmi
menguraikan perhitungan yang lengkap dalam memecahkan akar positif
polynomial persamaan sampai dengan derajat kedua.
Boyer
menambahkan, kitab karya Khawarizmi itu juga memperkenalkan metode
dasar "mengurangi" dan "keseimbangan/balancing", yang mengacu pada
perubahan syarat-syarat mengurangi sisi lain sebuah persamaan yaitu
pembatalan syarat-syarat seperti sisi berlawanan dari persamaan.
Kitab
Aljabar juga telah menjadi rujukan ilmuwan sepanjang masa, baik itu
bagi matematikus Islam maupun Barat. Beberapa saintis terkemuka juga
telah menerbitkan buku dengan nama Kitab al-Gabr wa-l-muqabala,
diantaranya; Abu Hanifa al-Dinawari serta Abu Kamil Shuja ibnu Aslam.
Selain
itu, Abu Muhammad al-'Adli, Abu Yusuf al-Missisi, 'Abd Al-Hamid ibnu
Turk, Sind ibnu 'Ali, Sahl ibnu Bišr, dan Sarafaddin al-Tusi juga
termasuk ilmuwan Muslim yang banyak terpengaruh pemikiran Khawarizmi.
R
Rashed dan Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk The Development of
Arabic Mathematics, menegasakan bahwa Aljabar karya Al-Khwarizmi
memiliki perbedaan yang signifikan dibanding karya Diophantus, yang
kerap disebut-sebut sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan kedua
ilmuwan itu, karya Khawarizmi jauh lebih baik di banding karya
Diophantus.
"Teks karya Khwarizmi begitu berbeda, tidak hanya
dari buku karya orang Babilonia, tetapi juga dari karya Arithmatika-nya
Diophantus. Ini tidak lagi menyangkut sejumlah masalah untuk
diselesaikan, namun sebuah pertunjukan yang dimulai dengan istilah
sederhana yang kombinasinya memberikan semua kemungkinan untuk persamaan
dasar, yang mulai saat ini secara eksplisit merupakan objek studi yang
benar,'' papar Rasheed dan Armstrong.
Hal senada diungkapkan
sejarawan sains JJ O'Connor dan EF Robertson pada karyanya berjudul
History of Mathematics. Menurutnya, karya matematikus Persia itu
merupakan karya yang revolusioner. "Mungkin salah satu kemajuan yang
paling signifikan yang dibuat ahli matematika Arab hingga saat ini
adalah karya Khawarizmi, yakni Kitab Aljabar,'' ujar O'Connor dan
Robertson.
Menurut keduanya, Kitab Aljabar sungguh sangat
revolusioner, karena mampu beralih dari ari konsep matematika Yunani
yang didasarkan pada geometri. 'Dalam pandangan O'Connor dan Robertson,
Kitab Aljabar yang ditulis Khwarizmi berisikan teori pemersatu yang
menyediakan angka-angka/bilangan rasional, angka-angka irasional,
besar/jarak geometri, dan lain-lain.
O'Connor dan Robertson
menambahkan semua bilangan tersebut diperlakukan sebagai "objek
aljabar". Hal itu dinilai sebagai sebuah perkembangan bagi matematika.
Pasalnya, Kitab Aljabar telah membuka jalan baru bagi konsep yang telah
ada sebelumnya.
"Dan ini merupakan sarana yang dapat menjadi
kendaraan bagi pembangunan masa depan s. Aspek lain yang penting adalah
aspek pengenalan gagasan Aljabar yang telah disediakan matematika yang
akan diterapkan untuk dirinya sendiri dengan cara yang belum pernah
terjadi sebelumnya," papar O'Connor dan Robertson.
Kitab karya
Khawarizmi itu merupakan sebuah kompilasi dan perluasan aturan yang
diketahui untuk memecahkan persamaan kuadrat dan untuk beberapa masalah
lain, dan dianggap sebagai dasar aljabar moderen. Buku yang sangat
populer ini mulai diperkenalkan ke dunia dunia Barat lewat terjemahan
bahasa Latin oleh Robert of Chester berjudul Liber algebrae et
almucabala.
Karena buku ini tidak memberikan sejumlah kutipan
untuk penulis sebelumnya, sehingga tak diketahui pendapat siapa saja
yang digunakan Khwarizmi sebagai referensi dalam karyanya itu. Sejarawan
matematika modern mengomentari kitab itu berdasarkan analisis tekstual
dari buku dan seluruh tubuh pengetahuan tentang dunia Muslim
kontemporer.
Pastinya yang paling berhubungan dalam karya
Khawarizmi adalah ilmu matematika India. Pasalnya, ia telah menulis buku
berjudul Kitab al-Jam wa-l-tafriq-bi-hisab al-Hind atau The Book of
Addition and Subtraction According to the Hindu Calculation yang
membahas sistem bilangan Hindu-Arab.
Buku persamaan pengurangan
kuadrat acak ke salah satu dari enam jenis dasar dan menyediakan metode
aljabar dan geometri untuk memecahkan dasar utama. "Pengurangan
angka-angka abstrak modern dalam aljabarnya Khawarizmi adalah retorik
menyeluruh, dengan tidak ada yang sinkopasi ditemukan pada Aritmatika
Yunani atau karya Brahmagupta. Bahkan angka-angka yang ditulis lebih
banyak dalam kata-kata daripada simbol," tutur Carl B Boyer, dalam
karyanya bertajuk A History of Mathematics.
Dengan demikian
persamaan akan dijelaskan secara lisan dalam bentuk istilah "kuadrat"
(sekarang menjadi "x2"), "akar" (sekarang menjadi "x") dan "angka"(biasa
dibilang angka, seperti '40-2'). Enam jenis persamaan dengan
angka-angka modern, adalah:
* kuadarat sama dengan akar ( ax2 = bx )
* kuadrat sama dengan angka/bilangan ( ax2 = c )
* akar sama dengan angka ( bx = c )
* kuadrat dan akar sama dengan angka ( ax2 + bx = c )
* kuadrat dan angka sama dengan akar ( ax2 + c = bx )
* akar dan angka sama dengan kuadrat ( bx + c = ax2 )
Bagian
berikutnya dari buku ini membahas contoh-contoh praktis dari penerapan
peraturan yang telah dijelaskan. Bagian berikut, berkaitan dengan
penerapan masalah pengukuran luas dan volume atau isi. Bagian terakhir
berkaitan dengan perhitungan yang melibatkan aturan yang sulit dari
warisan Islam.
Kisah Hidup Bapak Aljabar
Bapak Aljabar.
Begitulah ilmuwan yang bernama lengkap Abu 'Abdallah Muhammad ibnu Musa
al-Khwarizmi itu kerap dijuluki. Ia merupakan seorang ahli matematika
dari Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di
Khwarizm, Uzbeikistan. Karena itulah, ia kerap kali disapa dengan
panggilan Khawarizmi.
Selain terkenal sebagai seorang ahli
matematika yang agung, ia juga adalah astronomer, dan geografer yang
hebat. Berkat kehebatannya, Khawarizmi terpilih sebagai ilmuwan
penting di pusat keilmuwan yang paling bergengsi pada zamannya, yakni
Bait al-Hikmah atau House of Wisdom yang didirikan khalifah Abbasiyah
di metropolis intelektual dunia, Baghdad.
Bait al-Hikmah
merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam
kurun dua abad, Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak
pemikir dan intelektual Islam. Di antaranya, nama-nama ilmuwan seperti
Khwarizmi.
Khawarizmi adalah seorang ilmuwan jenius pada masa
keemasan Islam di kota Baghdad, pusat pemerintahan Kekhalifahan
Abbasiyah. Ia sangat berjasa besar dalam mengembangkan ilmu aljabar dan
aritmetika. K
Kitab Aljabr Wal Muqabalah (Pengutuhan Kembali dan
Pembandingan) merupakan pertama kalinya dalam sejarah dimana istilah
aljabar muncul dalam kontesk disiplin ilmu. Nama aljabar diambil dari
bukunya yang terkenal tersebut. Karangan itu sangat populer di
negara-negara barat dan diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin
dan Italia. Bahasan yang banyak dinukil oleh ilmuwan barat dari karangan
Khawarizmi adalah tentang persamaan kuadrat.
Sumbangan
Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur
sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen
telah membantu para ahli Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Ia
mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus,
kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi.
Selain mengarang
al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah, ia juga diketahui telah
menulis beberapa buku dan banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada
awal abad ke-12, oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath
dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya, satu diantaranya
berjudul Kitab al-Jam'a wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi (Menambah dan
Mengurangi dalam Matematika Hindu).
Buku-buku itu terus dipakai
hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh
universitas-universitas di Eropa. Khawarizmi meninggal pada tahun 262
H/846 M di Baghdad.(rp) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar